PENALARAN INDUKTIF
Penalaran
induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil
pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari
penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak
harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari
pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu
gejala. Induksi pada pengertian tradisional dipisahkan secara rigid dari
deduksi untuk menunjuk pada suatu metode saintifik yang berupaya tiba pada
konklusi melalui bukti-bukti (evidences) partikular mengenai dunia. Dalam
sains, akumulasi bukti-bukti (evidences) bermakna derajat tertentu terhadap
sokongan munculnya hipotesis, kalau bukan konklusi. Metode berpikir
induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari
hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Dalam konteks ini,
teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap
gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan
gejala dan melakukan generalisasi.
Contoh:
- Jika
dipanaskan, besi memuai.
- Jika dipanaskan,
tembaga memuai.
- Jika
dipanaskan, emas memuai.
- Jika
dipanaskan, platina memuai.
- Jika
dipanaskan, logam memuai.
- Jika ada
udara, manusia akan hidup.
- Jika ada
udara, hewan akan hidup.
- Jika ada
udara, tumbuhan akan hidup.
- Jika ada
udara mahkluk hidup akan hidup.