Minggu, 17 Maret 2013

Testing Dan Implementasi Sistem

Definisi Testing

Beberapa definisi tentang testing:

  1. Menurut Hetzel 1973:
    Testing adalah proses pemantapan kepercayaan akan kinerja program atau sistem sebagaimana yang diharapkan.
  2. Menurut Myers 1979:
    Testing adalah proses eksekusi program atau sistem secara intens untuk menemukan error.
  3. Menurut Hetzel 1983 (Revisi):
    Testing adalah tiap aktivitas yang digunakan untuk dapat melakukan evaluasi suatu atribut atau kemampuan dari program atau sistem dan menentukan apakah telah memenuhi kebutuhan atau hasil yang diharapkan.
  4. Menurut Standar ANSI/IEEE 1059:
    Testing adalah proses menganalisa suatu entitas software untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan (defects / errors / bugs) dan mengevaluasi fitur-fitur dari entitas software.
Beberapa pandangan praktisi tentang testing, adalah sebagai berikut:
  • Melakukan cek pada program terhadap spesifikasi.
  • Menemukan bug pada program.
  • Menentukan penerimaan dari pengguna.
  • Memastikan suatu sistem siap digunakan.
  • Meningkatkan kepercayaan terhadap kinerja program.
  • Memperlihatkan bahwa program berkerja dengan benar.
  • Membuktikan bahwa error tidak terjadi.
  • Mengetahui akan keterbatasan sistem.
  • Mempelajari apa yang tak dapat dilakukan oleh sistem.
  • Melakukan evaluasi kemampuan sistem.
  • Verifikasi dokumen.
  • Memastikan bahwa pekerjaan telah diselesaikan.
Berikut ini adalah pengertian testing yang dihubungkan dengan proses verifikasi dan validasi software:
Testing software adalah proses mengoperasikan software dalam suatu kondisi yang di kendalikan, untuk (1) verifikasi apakah telah berlaku sebagaimana telah ditetapkan (menurut spesifikasi), (2) mendeteksi error, dan (3) validasi apakah spesifikasi yang telah ditetapkan sudah memenuhi keinginan atau kebutuhan dari pengguna yang sebenarnya.
  • Verifikasi adalah pengecekan atau pengetesan entitas-entitas, termasuk software, untuk pemenuhan dan konsistensi dengan melakukan evaluasi hasil terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan. (Are we building the system right ?)
  • Validasi melihat kebenaran sistem, apakah proses yang telah ditulis dalam spesifikasi adalah apa yang sebenarnya diinginkan atau dibutuhkan oleh pengguna. (Are we building the right system?)
  • Deteksi error: Testing seharusnya berorientasi untuk membuat kesalahan secara intensif, untuk menentukan apakah suatu hal tersebut terjadi bilamana tidak seharusnya terjadi atau suatu hal tersebut tidak terjadi dimana seharusnya mereka ada.
Dari beberapa definisi di atas, dapat kita lihat akan adanya banyak perbedaan pandangan dari praktisi terhadap definisi testing.
Namun secara garis besar didapatkan bahwa testing harus dilihat sebagai suatu aktifitas yang menyeluruh dan terus-menerus sepanjang proses pengembangan.
Testing merupakan aktifitas pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi efektifitas kerja.
Jadi tiap aktifitas yang digunakan dengan obyektifitas untuk menolong kita dalam mengevaluasi atau mengukur suatu atribut software dapat disebut sebagai suatu aktifitas testing. Termasuk di dalamnya review, walk-through, inspeksi, dan penilaian serta analisa yang ada selama proses pengembangan. Dimana tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat diulang secara konsisten (reliable) tentang hal yang mungkin sekitar software dengan cara termudah dan paling efektif, antara lain:
  • Apakah software telah siap digunakan?
  • Apa saja resikonya?
  • Apa saja kemampuannya?
  • Apa saja keterbatasannya?
  • Apa saja masalahnya?
  • Apakah telah berlaku seperti yang diharapkan?
Definisi Sederhana Kualitas
Berikut ini beberapa definisi sederhana tentang kualitas:
  1. Menurut CROSBY:
    Kualitas adalah pemenuhan terhadap kebutuhan.
  2. Menurut ISO-8402:
    Kualitas adalah keseluruhan dari fitur yang menjadikan produk dapat memuaskan atau dipakai sesuai kebutuhan dengan harga yang terjangkau.
  3. Menurut W.E. Perry:
    Kualitas adalah pemenuhan terhadap standar.
  4. Menurut R. Glass:
    Kualitas adalah tingkat kesempurnaan.
Hubungan Testing dan Kualitas
Definisi software berkualitas adalah software yang bebas error dan bug secara obyektif, tepat waktu dan dana, sesuai dengan kebutuhan atau keinginan dan dapat dirawat (maintainable).
Pengertian kata obyektif adalah suatu proses pembuktian yang terstruktur, terencana dan tercatat / terdokumentasi dengan baik.
Pendekatan yang obyektif sangat diperlukan karena kualitas adalah suatu hal yang tidak nyata dan subyektif. Ia tergantung pada pelanggan dan hal-hal lain yang mempengaruhinya secara keseluruhan.
Pelanggan pada proyek pengembangan software dapat meliputi pengguna akhir (end-users), tester dari pelanggan, petugas kontrak dari pelanggan, pihak manajemen dari pelanggan, pemilik saham, reviewer dari majalah, dan lain-lain, dimana tiap tipe pelanggan akan mempunyai sudut pandang sendiri terhadap kualitas.
Testing membuat kualitas dapat dilihat secara obyektif, karena testing merupakan pengukuran dari kualitas software. Dengan kata lain testing berarti pengendalian kualitas (Quality Control - QC), dan QC mengukur kualitas produk, sedangkan jaminan kualitas (Quality Assurance – QA) mengukur kualitas proses yang digunakan untuk membuat produk berkualitas.
Faktor-faktor kualitas software secara umum dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu fungsionalitas, rekayasa, dan adaptabilitas. Berikut contoh yang mengilustrasikan beberapa faktor-faktor komponen yang sering digunakan:
  1. Fungsionalitas (Kualitas Luar)
  • Kebenaran (Correctness)
  • Reliabilitas (Reliability)
  • Kegunaan (Usability)
  • Integritas (Integrity)
2. Rekayasa (Kualitas Dalam)
  • Efisiensi (Efficiency)
  • Testabilitas (Testability)
  • Dokumentasi (Documentation)
  • Struktur (Structure)
3. Adaptabilitas (Kualitas ke Depan)
  • Fleksibilitas (Flexibility)
  • Reusabilitas (Reusability)
  • Maintainabilitas (Maintainability)
Karena itu testing yang bagus harus dapat mengukur semua faktor-faktor yang berhubungan, yang tentunya tiap faktor komponen akan mempunyai tingkat kepentingan berbeda-beda antar satu aplikasi dengan aplikasi yang lain. Contohnya pada sistem bisnis yang umum komponen faktor kegunaan dan maintainabilitas merupakan faktor-faktor kunci, dimana untuk program yang bersifat teknik mungkin tidak menjadi faktor kunci.
Jadi agar testing dapat sepenuhnya efektif, maka harus dijalankan untuk melakukan pengukuran tiap faktor yang berhubungan dan juga menjadikan kualitas menjadi nyata dan terlihat.

Sumber:  http://caheastborn92.blogspot.com/2011/10/testing-dan-implementasi-sistem.html

Testing Dan Implementasi Sistem

Definisi Testing

Beberapa definisi tentang testing:

  1. Menurut Hetzel 1973:
    Testing adalah proses pemantapan kepercayaan akan kinerja program atau sistem sebagaimana yang diharapkan.
  2. Menurut Myers 1979:
    Testing adalah proses eksekusi program atau sistem secara intens untuk menemukan error.
  3. Menurut Hetzel 1983 (Revisi):
    Testing adalah tiap aktivitas yang digunakan untuk dapat melakukan evaluasi suatu atribut atau kemampuan dari program atau sistem dan menentukan apakah telah memenuhi kebutuhan atau hasil yang diharapkan.
  4. Menurut Standar ANSI/IEEE 1059:
    Testing adalah proses menganalisa suatu entitas software untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan (defects / errors / bugs) dan mengevaluasi fitur-fitur dari entitas software.
Beberapa pandangan praktisi tentang testing, adalah sebagai berikut:
  • Melakukan cek pada program terhadap spesifikasi.
  • Menemukan bug pada program.
  • Menentukan penerimaan dari pengguna.
  • Memastikan suatu sistem siap digunakan.
  • Meningkatkan kepercayaan terhadap kinerja program.
  • Memperlihatkan bahwa program berkerja dengan benar.
  • Membuktikan bahwa error tidak terjadi.
  • Mengetahui akan keterbatasan sistem.
  • Mempelajari apa yang tak dapat dilakukan oleh sistem.
  • Melakukan evaluasi kemampuan sistem.
  • Verifikasi dokumen.
  • Memastikan bahwa pekerjaan telah diselesaikan.
Berikut ini adalah pengertian testing yang dihubungkan dengan proses verifikasi dan validasi software:
Testing software adalah proses mengoperasikan software dalam suatu kondisi yang di kendalikan, untuk (1) verifikasi apakah telah berlaku sebagaimana telah ditetapkan (menurut spesifikasi), (2) mendeteksi error, dan (3) validasi apakah spesifikasi yang telah ditetapkan sudah memenuhi keinginan atau kebutuhan dari pengguna yang sebenarnya.
  • Verifikasi adalah pengecekan atau pengetesan entitas-entitas, termasuk software, untuk pemenuhan dan konsistensi dengan melakukan evaluasi hasil terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan. (Are we building the system right ?)
  • Validasi melihat kebenaran sistem, apakah proses yang telah ditulis dalam spesifikasi adalah apa yang sebenarnya diinginkan atau dibutuhkan oleh pengguna. (Are we building the right system?)
  • Deteksi error: Testing seharusnya berorientasi untuk membuat kesalahan secara intensif, untuk menentukan apakah suatu hal tersebut terjadi bilamana tidak seharusnya terjadi atau suatu hal tersebut tidak terjadi dimana seharusnya mereka ada.
Dari beberapa definisi di atas, dapat kita lihat akan adanya banyak perbedaan pandangan dari praktisi terhadap definisi testing.
Namun secara garis besar didapatkan bahwa testing harus dilihat sebagai suatu aktifitas yang menyeluruh dan terus-menerus sepanjang proses pengembangan.
Testing merupakan aktifitas pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi efektifitas kerja.
Jadi tiap aktifitas yang digunakan dengan obyektifitas untuk menolong kita dalam mengevaluasi atau mengukur suatu atribut software dapat disebut sebagai suatu aktifitas testing. Termasuk di dalamnya review, walk-through, inspeksi, dan penilaian serta analisa yang ada selama proses pengembangan. Dimana tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat diulang secara konsisten (reliable) tentang hal yang mungkin sekitar software dengan cara termudah dan paling efektif, antara lain:
  • Apakah software telah siap digunakan?
  • Apa saja resikonya?
  • Apa saja kemampuannya?
  • Apa saja keterbatasannya?
  • Apa saja masalahnya?
  • Apakah telah berlaku seperti yang diharapkan?
Definisi Sederhana Kualitas
Berikut ini beberapa definisi sederhana tentang kualitas:
  1. Menurut CROSBY:
    Kualitas adalah pemenuhan terhadap kebutuhan.
  2. Menurut ISO-8402:
    Kualitas adalah keseluruhan dari fitur yang menjadikan produk dapat memuaskan atau dipakai sesuai kebutuhan dengan harga yang terjangkau.
  3. Menurut W.E. Perry:
    Kualitas adalah pemenuhan terhadap standar.
  4. Menurut R. Glass:
    Kualitas adalah tingkat kesempurnaan.
Hubungan Testing dan Kualitas
Definisi software berkualitas adalah software yang bebas error dan bug secara obyektif, tepat waktu dan dana, sesuai dengan kebutuhan atau keinginan dan dapat dirawat (maintainable).
Pengertian kata obyektif adalah suatu proses pembuktian yang terstruktur, terencana dan tercatat / terdokumentasi dengan baik.
Pendekatan yang obyektif sangat diperlukan karena kualitas adalah suatu hal yang tidak nyata dan subyektif. Ia tergantung pada pelanggan dan hal-hal lain yang mempengaruhinya secara keseluruhan.
Pelanggan pada proyek pengembangan software dapat meliputi pengguna akhir (end-users), tester dari pelanggan, petugas kontrak dari pelanggan, pihak manajemen dari pelanggan, pemilik saham, reviewer dari majalah, dan lain-lain, dimana tiap tipe pelanggan akan mempunyai sudut pandang sendiri terhadap kualitas.
Testing membuat kualitas dapat dilihat secara obyektif, karena testing merupakan pengukuran dari kualitas software. Dengan kata lain testing berarti pengendalian kualitas (Quality Control - QC), dan QC mengukur kualitas produk, sedangkan jaminan kualitas (Quality Assurance – QA) mengukur kualitas proses yang digunakan untuk membuat produk berkualitas.
Faktor-faktor kualitas software secara umum dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu fungsionalitas, rekayasa, dan adaptabilitas. Berikut contoh yang mengilustrasikan beberapa faktor-faktor komponen yang sering digunakan:
  1. Fungsionalitas (Kualitas Luar)
  • Kebenaran (Correctness)
  • Reliabilitas (Reliability)
  • Kegunaan (Usability)
  • Integritas (Integrity)
2. Rekayasa (Kualitas Dalam)
  • Efisiensi (Efficiency)
  • Testabilitas (Testability)
  • Dokumentasi (Documentation)
  • Struktur (Structure)
3. Adaptabilitas (Kualitas ke Depan)
  • Fleksibilitas (Flexibility)
  • Reusabilitas (Reusability)
  • Maintainabilitas (Maintainability)
Karena itu testing yang bagus harus dapat mengukur semua faktor-faktor yang berhubungan, yang tentunya tiap faktor komponen akan mempunyai tingkat kepentingan berbeda-beda antar satu aplikasi dengan aplikasi yang lain. Contohnya pada sistem bisnis yang umum komponen faktor kegunaan dan maintainabilitas merupakan faktor-faktor kunci, dimana untuk program yang bersifat teknik mungkin tidak menjadi faktor kunci.
Jadi agar testing dapat sepenuhnya efektif, maka harus dijalankan untuk melakukan pengukuran tiap faktor yang berhubungan dan juga menjadikan kualitas menjadi nyata dan terlihat.

Sumber:  http://caheastborn92.blogspot.com/2011/10/testing-dan-implementasi-sistem.html

Testing Dan Implementasi Sistem

Definisi Testing

Beberapa definisi tentang testing:

  1. Menurut Hetzel 1973:
    Testing adalah proses pemantapan kepercayaan akan kinerja program atau sistem sebagaimana yang diharapkan.
  2. Menurut Myers 1979:
    Testing adalah proses eksekusi program atau sistem secara intens untuk menemukan error.
  3. Menurut Hetzel 1983 (Revisi):
    Testing adalah tiap aktivitas yang digunakan untuk dapat melakukan evaluasi suatu atribut atau kemampuan dari program atau sistem dan menentukan apakah telah memenuhi kebutuhan atau hasil yang diharapkan.
  4. Menurut Standar ANSI/IEEE 1059:
    Testing adalah proses menganalisa suatu entitas software untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan (defects / errors / bugs) dan mengevaluasi fitur-fitur dari entitas software.
Beberapa pandangan praktisi tentang testing, adalah sebagai berikut:
  • Melakukan cek pada program terhadap spesifikasi.
  • Menemukan bug pada program.
  • Menentukan penerimaan dari pengguna.
  • Memastikan suatu sistem siap digunakan.
  • Meningkatkan kepercayaan terhadap kinerja program.
  • Memperlihatkan bahwa program berkerja dengan benar.
  • Membuktikan bahwa error tidak terjadi.
  • Mengetahui akan keterbatasan sistem.
  • Mempelajari apa yang tak dapat dilakukan oleh sistem.
  • Melakukan evaluasi kemampuan sistem.
  • Verifikasi dokumen.
  • Memastikan bahwa pekerjaan telah diselesaikan.
Berikut ini adalah pengertian testing yang dihubungkan dengan proses verifikasi dan validasi software:
Testing software adalah proses mengoperasikan software dalam suatu kondisi yang di kendalikan, untuk (1) verifikasi apakah telah berlaku sebagaimana telah ditetapkan (menurut spesifikasi), (2) mendeteksi error, dan (3) validasi apakah spesifikasi yang telah ditetapkan sudah memenuhi keinginan atau kebutuhan dari pengguna yang sebenarnya.
  • Verifikasi adalah pengecekan atau pengetesan entitas-entitas, termasuk software, untuk pemenuhan dan konsistensi dengan melakukan evaluasi hasil terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan. (Are we building the system right ?)
  • Validasi melihat kebenaran sistem, apakah proses yang telah ditulis dalam spesifikasi adalah apa yang sebenarnya diinginkan atau dibutuhkan oleh pengguna. (Are we building the right system?)
  • Deteksi error: Testing seharusnya berorientasi untuk membuat kesalahan secara intensif, untuk menentukan apakah suatu hal tersebut terjadi bilamana tidak seharusnya terjadi atau suatu hal tersebut tidak terjadi dimana seharusnya mereka ada.
Dari beberapa definisi di atas, dapat kita lihat akan adanya banyak perbedaan pandangan dari praktisi terhadap definisi testing.
Namun secara garis besar didapatkan bahwa testing harus dilihat sebagai suatu aktifitas yang menyeluruh dan terus-menerus sepanjang proses pengembangan.
Testing merupakan aktifitas pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi efektifitas kerja.
Jadi tiap aktifitas yang digunakan dengan obyektifitas untuk menolong kita dalam mengevaluasi atau mengukur suatu atribut software dapat disebut sebagai suatu aktifitas testing. Termasuk di dalamnya review, walk-through, inspeksi, dan penilaian serta analisa yang ada selama proses pengembangan. Dimana tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat diulang secara konsisten (reliable) tentang hal yang mungkin sekitar software dengan cara termudah dan paling efektif, antara lain:
  • Apakah software telah siap digunakan?
  • Apa saja resikonya?
  • Apa saja kemampuannya?
  • Apa saja keterbatasannya?
  • Apa saja masalahnya?
  • Apakah telah berlaku seperti yang diharapkan?
Definisi Sederhana Kualitas
Berikut ini beberapa definisi sederhana tentang kualitas:
  1. Menurut CROSBY:
    Kualitas adalah pemenuhan terhadap kebutuhan.
  2. Menurut ISO-8402:
    Kualitas adalah keseluruhan dari fitur yang menjadikan produk dapat memuaskan atau dipakai sesuai kebutuhan dengan harga yang terjangkau.
  3. Menurut W.E. Perry:
    Kualitas adalah pemenuhan terhadap standar.
  4. Menurut R. Glass:
    Kualitas adalah tingkat kesempurnaan.
Hubungan Testing dan Kualitas
Definisi software berkualitas adalah software yang bebas error dan bug secara obyektif, tepat waktu dan dana, sesuai dengan kebutuhan atau keinginan dan dapat dirawat (maintainable).
Pengertian kata obyektif adalah suatu proses pembuktian yang terstruktur, terencana dan tercatat / terdokumentasi dengan baik.
Pendekatan yang obyektif sangat diperlukan karena kualitas adalah suatu hal yang tidak nyata dan subyektif. Ia tergantung pada pelanggan dan hal-hal lain yang mempengaruhinya secara keseluruhan.
Pelanggan pada proyek pengembangan software dapat meliputi pengguna akhir (end-users), tester dari pelanggan, petugas kontrak dari pelanggan, pihak manajemen dari pelanggan, pemilik saham, reviewer dari majalah, dan lain-lain, dimana tiap tipe pelanggan akan mempunyai sudut pandang sendiri terhadap kualitas.
Testing membuat kualitas dapat dilihat secara obyektif, karena testing merupakan pengukuran dari kualitas software. Dengan kata lain testing berarti pengendalian kualitas (Quality Control - QC), dan QC mengukur kualitas produk, sedangkan jaminan kualitas (Quality Assurance – QA) mengukur kualitas proses yang digunakan untuk membuat produk berkualitas.
Faktor-faktor kualitas software secara umum dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu fungsionalitas, rekayasa, dan adaptabilitas. Berikut contoh yang mengilustrasikan beberapa faktor-faktor komponen yang sering digunakan:
  1. Fungsionalitas (Kualitas Luar)
  • Kebenaran (Correctness)
  • Reliabilitas (Reliability)
  • Kegunaan (Usability)
  • Integritas (Integrity)
2. Rekayasa (Kualitas Dalam)
  • Efisiensi (Efficiency)
  • Testabilitas (Testability)
  • Dokumentasi (Documentation)
  • Struktur (Structure)
3. Adaptabilitas (Kualitas ke Depan)
  • Fleksibilitas (Flexibility)
  • Reusabilitas (Reusability)
  • Maintainabilitas (Maintainability)
Karena itu testing yang bagus harus dapat mengukur semua faktor-faktor yang berhubungan, yang tentunya tiap faktor komponen akan mempunyai tingkat kepentingan berbeda-beda antar satu aplikasi dengan aplikasi yang lain. Contohnya pada sistem bisnis yang umum komponen faktor kegunaan dan maintainabilitas merupakan faktor-faktor kunci, dimana untuk program yang bersifat teknik mungkin tidak menjadi faktor kunci.
Jadi agar testing dapat sepenuhnya efektif, maka harus dijalankan untuk melakukan pengukuran tiap faktor yang berhubungan dan juga menjadikan kualitas menjadi nyata dan terlihat.

Sumber:  http://caheastborn92.blogspot.com/2011/10/testing-dan-implementasi-sistem.html

Testing Dan Implementasi Sistem

Definisi Testing

Beberapa definisi tentang testing:

  1. Menurut Hetzel 1973:
    Testing adalah proses pemantapan kepercayaan akan kinerja program atau sistem sebagaimana yang diharapkan.
  2. Menurut Myers 1979:
    Testing adalah proses eksekusi program atau sistem secara intens untuk menemukan error.
  3. Menurut Hetzel 1983 (Revisi):
    Testing adalah tiap aktivitas yang digunakan untuk dapat melakukan evaluasi suatu atribut atau kemampuan dari program atau sistem dan menentukan apakah telah memenuhi kebutuhan atau hasil yang diharapkan.
  4. Menurut Standar ANSI/IEEE 1059:
    Testing adalah proses menganalisa suatu entitas software untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan (defects / errors / bugs) dan mengevaluasi fitur-fitur dari entitas software.
Beberapa pandangan praktisi tentang testing, adalah sebagai berikut:
  • Melakukan cek pada program terhadap spesifikasi.
  • Menemukan bug pada program.
  • Menentukan penerimaan dari pengguna.
  • Memastikan suatu sistem siap digunakan.
  • Meningkatkan kepercayaan terhadap kinerja program.
  • Memperlihatkan bahwa program berkerja dengan benar.
  • Membuktikan bahwa error tidak terjadi.
  • Mengetahui akan keterbatasan sistem.
  • Mempelajari apa yang tak dapat dilakukan oleh sistem.
  • Melakukan evaluasi kemampuan sistem.
  • Verifikasi dokumen.
  • Memastikan bahwa pekerjaan telah diselesaikan.
Berikut ini adalah pengertian testing yang dihubungkan dengan proses verifikasi dan validasi software:
Testing software adalah proses mengoperasikan software dalam suatu kondisi yang di kendalikan, untuk (1) verifikasi apakah telah berlaku sebagaimana telah ditetapkan (menurut spesifikasi), (2) mendeteksi error, dan (3) validasi apakah spesifikasi yang telah ditetapkan sudah memenuhi keinginan atau kebutuhan dari pengguna yang sebenarnya.
  • Verifikasi adalah pengecekan atau pengetesan entitas-entitas, termasuk software, untuk pemenuhan dan konsistensi dengan melakukan evaluasi hasil terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan. (Are we building the system right ?)
  • Validasi melihat kebenaran sistem, apakah proses yang telah ditulis dalam spesifikasi adalah apa yang sebenarnya diinginkan atau dibutuhkan oleh pengguna. (Are we building the right system?)
  • Deteksi error: Testing seharusnya berorientasi untuk membuat kesalahan secara intensif, untuk menentukan apakah suatu hal tersebut terjadi bilamana tidak seharusnya terjadi atau suatu hal tersebut tidak terjadi dimana seharusnya mereka ada.
Dari beberapa definisi di atas, dapat kita lihat akan adanya banyak perbedaan pandangan dari praktisi terhadap definisi testing.
Namun secara garis besar didapatkan bahwa testing harus dilihat sebagai suatu aktifitas yang menyeluruh dan terus-menerus sepanjang proses pengembangan.
Testing merupakan aktifitas pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi efektifitas kerja.
Jadi tiap aktifitas yang digunakan dengan obyektifitas untuk menolong kita dalam mengevaluasi atau mengukur suatu atribut software dapat disebut sebagai suatu aktifitas testing. Termasuk di dalamnya review, walk-through, inspeksi, dan penilaian serta analisa yang ada selama proses pengembangan. Dimana tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat diulang secara konsisten (reliable) tentang hal yang mungkin sekitar software dengan cara termudah dan paling efektif, antara lain:
  • Apakah software telah siap digunakan?
  • Apa saja resikonya?
  • Apa saja kemampuannya?
  • Apa saja keterbatasannya?
  • Apa saja masalahnya?
  • Apakah telah berlaku seperti yang diharapkan?
Definisi Sederhana Kualitas
Berikut ini beberapa definisi sederhana tentang kualitas:
  1. Menurut CROSBY:
    Kualitas adalah pemenuhan terhadap kebutuhan.
  2. Menurut ISO-8402:
    Kualitas adalah keseluruhan dari fitur yang menjadikan produk dapat memuaskan atau dipakai sesuai kebutuhan dengan harga yang terjangkau.
  3. Menurut W.E. Perry:
    Kualitas adalah pemenuhan terhadap standar.
  4. Menurut R. Glass:
    Kualitas adalah tingkat kesempurnaan.
Hubungan Testing dan Kualitas
Definisi software berkualitas adalah software yang bebas error dan bug secara obyektif, tepat waktu dan dana, sesuai dengan kebutuhan atau keinginan dan dapat dirawat (maintainable).
Pengertian kata obyektif adalah suatu proses pembuktian yang terstruktur, terencana dan tercatat / terdokumentasi dengan baik.
Pendekatan yang obyektif sangat diperlukan karena kualitas adalah suatu hal yang tidak nyata dan subyektif. Ia tergantung pada pelanggan dan hal-hal lain yang mempengaruhinya secara keseluruhan.
Pelanggan pada proyek pengembangan software dapat meliputi pengguna akhir (end-users), tester dari pelanggan, petugas kontrak dari pelanggan, pihak manajemen dari pelanggan, pemilik saham, reviewer dari majalah, dan lain-lain, dimana tiap tipe pelanggan akan mempunyai sudut pandang sendiri terhadap kualitas.
Testing membuat kualitas dapat dilihat secara obyektif, karena testing merupakan pengukuran dari kualitas software. Dengan kata lain testing berarti pengendalian kualitas (Quality Control - QC), dan QC mengukur kualitas produk, sedangkan jaminan kualitas (Quality Assurance – QA) mengukur kualitas proses yang digunakan untuk membuat produk berkualitas.
Faktor-faktor kualitas software secara umum dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu fungsionalitas, rekayasa, dan adaptabilitas. Berikut contoh yang mengilustrasikan beberapa faktor-faktor komponen yang sering digunakan:
  1. Fungsionalitas (Kualitas Luar)
  • Kebenaran (Correctness)
  • Reliabilitas (Reliability)
  • Kegunaan (Usability)
  • Integritas (Integrity)
2. Rekayasa (Kualitas Dalam)
  • Efisiensi (Efficiency)
  • Testabilitas (Testability)
  • Dokumentasi (Documentation)
  • Struktur (Structure)
3. Adaptabilitas (Kualitas ke Depan)
  • Fleksibilitas (Flexibility)
  • Reusabilitas (Reusability)
  • Maintainabilitas (Maintainability)
Karena itu testing yang bagus harus dapat mengukur semua faktor-faktor yang berhubungan, yang tentunya tiap faktor komponen akan mempunyai tingkat kepentingan berbeda-beda antar satu aplikasi dengan aplikasi yang lain. Contohnya pada sistem bisnis yang umum komponen faktor kegunaan dan maintainabilitas merupakan faktor-faktor kunci, dimana untuk program yang bersifat teknik mungkin tidak menjadi faktor kunci.
Jadi agar testing dapat sepenuhnya efektif, maka harus dijalankan untuk melakukan pengukuran tiap faktor yang berhubungan dan juga menjadikan kualitas menjadi nyata dan terlihat.

Sumber:  http://caheastborn92.blogspot.com/2011/10/testing-dan-implementasi-sistem.html

Senin, 21 Januari 2013

CCTV Dan Video Streaming

CCTV

Closed Circuit Television System berfungsi mengontrol semua kegiatan secara visual (audio visual) pada area tertentu yang dipasang suatu alat berupa kamera. Yang fungsinya secara lansung dapat mengawasi, dan mengamati serta merekam kejadian di suatu tempat, ruangan atau area tertentu.
Alat ini terdiri dari : kamera, digital video recorder, dan monitor yang terintegrasi dalam suatu system jaringan secara online.
Tujuan dari setiap orang menggunakan CCTV adalah untuk memantau daerah yang luas dan mungkin jauh dari suatu lokasi yang sulit di control dan dijangkau pada saat waktu yang bersamaan .

Bagian dari CCTV
a. Kamera.( CCTV )
Kamera berfungsi menangkap atau mengambil gambar dan mengubah menjadi sinyal listrik. yang terpasang di area-area/tempat-tempat yang akan diamati,
Dalam fungsinya kamera dapat di katagorikan sesuai kebutuhan dan keinginan seperti:
Standar, dome, pin hole. Secara teknologi jenis kamera didalam penggunaannya ada yang secara wireless, outdoor atau indoor,dan juga secara fungsinya ada yang bisa digerakkan (pan, tilt, zoom / PTZ).
Dari kwalitasnya kamera dapat di tentukan oleh beberapa hal seperti:
· Image sensor yaitu: bagian yang berfungsi menangkap gambar, Semakin tinggi resolusi dan kepekaannya (iluminasi) maka semakin baik kwalitasnya. Image sensor yang sering digunakan berukuran 0.25”, 1.3”, 0.5” dan 1”.
· Kemampuan mengolah sinyal yang ada pada controllernya seperti kemampuan automatic gain control, white balance dll.
b.Lensa
Lensa berfungsi mengarahkan bayangan ke image sensor, jangkauan dan luasan daerah yang ingin diambil gambarnya disebut focus.
c.Monitor
Monitor berfungsi menampilkan gambar yang ditangkap oleh camera, Dengan system kerja yang mengubah sinyal listrik menjadi gambar yang dapat dilihat.
Monitor untuk menampilkan kejadian secara live maupun playback, Dimana tampilan di monitor diatur oleh controller.
Teknologi CCTV dengan menggunakan Digital Video Recorder adalah teknologi yang sudah bisa diakses/dilihat dari berbagai tempat yang sudah memiliki jaringan computer yang baik dan secara online memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengaksesnya serta sudah diset up sehingga memudahkan user untuk mampu meremote data gambar yang dikirim
d. Multiplexer
Fungsi dari multiplexer adalah mengatur tampilan dan perekaman gambar dari kamera ke sebuah monitor dan VCR, DVR Memiliki kemampuan sebagai multiplexer dan VCR, Dengan teknologi digital Komputer saat ini seluruh data dirubah dan diolah dalam bentuk digital, Teknologi DVR saat ini telah berbasis Personal Computer (PC) dengan spesifikasi dengan yang ada dipasaran saat ini. MPEG-4 DVR SYSTEM CONFIGURATION DIAGRAM

Keuntungan Penggunaan CCTV
1. Keamanan
CCTV merupakan alat pengawas terus menerus dan tidak mengenal lelah, CCTV juga berfungsi preventif karena secara psikologis orang menjadi takut dan enggan untuk berbuat yang jahat karena setiap orang mengetahui benar ada kamera pengawas yang selalu dapat mengawasi gerak-gerik setiap orang yang di rasa mencurigakan, Disisi lain gerak-gerik orang yang mencurigakan dapat diawasi petugas security dari ruang monitor untuk bisa secara cepat memutuskan mengambil tindakan, keterbatasan jumlah personil petugas keamanan yang terbatas pun bisa sangat terbantu dengan adanya CCTV.
2. Alat Bukti yang jujur dan Kuat.
Jika terjadi tindak kejahatan dan hal tersebut terekam oleh kamera, maka kita dapat dengan mudah mencari rekaman pada jam, tanggal dan hari tertentu untuk digunakan sebagai alat bukti untuk mencari pelaku kejahatan.
3. Alat Peningkatan Kinerja Karyawan.
Dengan adanya penempatan kamera CCTV pada ruang atau gudang tempat kerja maka secara psikologis karyawan akan selalu merasa diawasi oleh atasannya yang tidak selalu berada di tempat. Disamping itu seorang atasan bisa merekam efektivitas kerja karyawan saat karyawan tidak berada di ruangan, Baik saat jam kerja atau pada sore hari sehingga hari berikutnya bisa di playback sambil CCTV tetap terus merekam.
4. Alat Marketing Dalam Hal Keamanan, Modern dan Profesional.
CCTV sudah merupakan salah satu standar keamanan dengan teknologi modern yang harus dimiliki oleh perusahaan-perusahaan public yang mengutamakan kepuasan pelanggan / pembeli karena dengan adanya CCTV akan menambah rasa aman dan nyaman yang diberikan oleh pengelola gedung. Adanya CCTV juga bisa menjadi salah satu indikasi bagi calon pelanggan / pembeli bahwa pengelola gedung juga mengelola keamanan gedungnya dengan cara professional. Contoh nyata jika CCTV system dipasang pada area perparkiran mobil dan hal tersebut diketahui para pengunjung, pembeli atau pelanggan maka para calon pembeli pasti akan lebih merasa aman memarkir kendaraan meraka dan meninggalkan mobilnya di area perparkiran.
5. Alat Pengawas Jarak Jauh & Networking.
Tidak hanya dalam masalah keamanan saja, dalam hal-hal lain pun CCTV bisa mengatasi keterbatasan jarak, misalnya CCTV dipasang dikantor cabang maka dengan melalui jaringan yang ada kejadian tersebut bisa juga dilihat di kantor pusat. Atau pengawasan pada proses transaksi di tempat yang kita inginkan asalkan ada jaringan serta sudah diinstall software systemnya maka akan dapat terlihat proses transaksi.


Video Streaming


Pengertian Video Streaming adalah sebuah komunikasi yang dilakukan melalui broadcast akses internet untuk menghasilkan sebuah gambar, video streaming bukan hal yang baru bagi kita di tanah air (Indonesia), sejak munculnya 3G (Generasi ke Tiga) pada sebuah telephone seluler video streaming bagaikan jamur bertumbuhan dimana-mana, hingga kepelosok tanah air.
Sebenarnya penggunaan video streaming ini sudah lama kita lakukan, mungkin kita sudah lupa dengan penggunaan kita pada Yahoo Messenger, skype, youtoube atau yang sejenisnya, kita sudah lakukan sebelum 3G menjamur, sekitar tahun 2008 lebih kurangnya, mulai muncul media televisi di Indonesia yang menggunakan video streaming, seperti metrotv, antv, transtv kini sudah sampai tvone.
Video streaming sebenarnya sebuah teknologi yang mempermudah kita dalam mendapatkan informasi dalam bentuk tampilan video, apalagi dengan internet menjamur di segala penjuru dunia kita makin mudah mendapatkan informasi dan menikmati hiburan tanpa membutuhkan media antena televisi biasa maupun parabola, karena banyak broadcast televisi yang free to air memberikan fasilitas tersebut agar media tersebut dapat di simak disegala penjuru dunia, seperti saat kita di Singapur, Amerika, dan lainnya kita masih bisa menyimak tayangan televisi di tanah air tanpa perangkat antena televisi atau parabola.
Kemudahan tersebut membuat kita semakin merasa dunia dalam genggaman, kita dapat melihat televisi, kita dapat berkomunikasi dengan interaktif 3G atau melalui media Gtalk,Yahoo Messenger, Skype dan lainnya adalah sebuah manfaat dari sebuah teknologi video streaming.


Sumber: http://panjipan.wordpress.com/2013/01/17/atis-cctv-dan-video-streaming/

ATIS ( Automatic Terminal Information Service )

Automatic Terminal Information Service

Terminal Information Service Otomatis, atau ATIS, adalah siaran terus menerus informasi aeronautika tercatat noncontrol di sibuk terminal (yaitu bandara) daerah. Siaran ATIS berisi informasi penting, seperti informasi cuaca , dimana landasan pacu aktif, pendekatan yang tersedia, dan informasi lain yang diperlukan oleh pilot, seperti yang penting NOTAMs . Pilot biasanya mendengarkan siaran ATIS tersedia sebelum menghubungi unit kontrol lokal, untuk mengurangi beban kerja pengendali 'dan mengurangi kemacetan frekuensi.
Rekaman diperbarui dalam interval tetap atau ketika ada perubahan yang signifikan dalam informasi, seperti perubahan di landasan pacu aktif. Hal ini diberikan penunjukan surat (misalnya bravo), dari alfabet ejaan ICAO . Surat itu berlangsung turun alfabet dengan setiap update dan dimulai pada Alpha setelah istirahat dalam pelayanan 12 jam atau lebih. Ketika menghubungi unit kontrol lokal, pilot akan menunjukkan dia / dia memiliki "informasi" dan surat identifikasi ATIS untuk membiarkan controller tahu bahwa pilot adalah up to date dengan semua informasi saat ini.
Contoh pesan 

Sistem operasi

The ATIS di bandara biasanya diberikan oleh suara otomatis, ini memungkinkan controller udara sibuk lalu lintas dengan cepat mengetik pesan ATIS baru daripada membuat rekaman suara memakan waktu. Sebagian besar bandara di negara tertentu sering akan memiliki format yang sama ATIS atau layout dengan suara otomatis yang sama. Misalnya semua informasi ATIS di bandara utama di Inggris seperti Heathrow, Gatwick, Manchester, Birmingham, Edinburgh, dan bahkan yang lebih kecil seperti East Midlands dan Newcastle dan lebih banyak memiliki format yang sama atau tata letak dan semuanya diberikan oleh otomatis yang sama suara. Bawah ini menunjukkan informasi ATIS sama untuk dua bandara Inggris yang memiliki suara otomatis sama dengan hampir semua bandara Inggris lainnya. Beberapa bandara akan memberikan informasi yang lain bahkan tidak dalam negara yang sama.
Luton Informasi oscar, waktu 1250. Runway digunakan 26. Mengharapkan pendekatan ILS. Permukaan angin 230 8 knot. Visibilitas 10 kilometer atau lebih. Tersebar 2.800 kaki. Suhu +18. Dewpoint +10. QNH 1016. Ambang QFE 997 hectopascal. Pesawat yang akan berangkat harus membuat kontak awal dengan tanah Luton pada 121,750. Mengakui menerima informasi oscar dan menyarankan jenis pesawat pada kontak pertama.
Stansted Informasi oscar, waktu 1250. Runway digunakan 22. Mengharapkan pendekatan ILS. Tanah terbuka. Pengiriman ditutup. Permukaan angin 230 8 knot. Visibilitas 10 kilometer atau lebih. Tersebar 2.800 kaki. Suhu +18. Dewpoint +10. QNH 1016. Transisi tingkat penerbangan tingkat 60. Mengakui menerima informasi oscar dan menyarankan jenis pesawat pada kontak pertama.
Sebagai Heathrow dan bandara Manchester keduanya memiliki dua landasan pacu dan kedua bandara menggunakan satu untuk kedatangan dan lainnya untuk keberangkatan, mereka memiliki frekuensi ATIS dua, satu untuk kedatangan dan satu untuk keberangkatan. Manchester hanya menggunakan landasan kedua paruh waktu namun kedua frekuensi ATIS masih tetap aktif ketika hanya satu landasan pacu aktif, kedua layanan ATIS akan memiliki pesan rekaman mengatakan "operasi runway tunggal" setelah memberikan landasan yang digunakan saat ini terjadi.
 
Sumber: http://adhika-rmd.blogspot.com/2013/01/pengenalan-atis-automatic-terminal.html

Selasa, 27 November 2012

Telematika Dalam Dunia Pendidikan & Keuntungan Kerugian Telematika

A. TELEMATIKA DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Peranan Telematika dalam bidang Pendidikan antara lain:

1. Video Teleconference

Keberadaan teknologi ini memungkinkan siswa atau mahasiswa dari seluruh dunia untuk dapat berkenalan, saling mengenal bangsa di dunia. Teknologi ini dapat digunakan sebagai sarana diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan pembelajaran yang berfungsi menumbuhkan kepercayaan diri dan kerjasama yang bersifat sosial


2. Pelatihan Jarak Jauh dalam jaringan Cyber System

Pendidikan dan pelatihan jarak jauh diperlukan untuk memudahkan akses serta pertukaran data, pengalaman dan sumber daya dalam rangka peningkatan mutu dan keterampilan professional dari SDM di Indonesia. Pada gilirannya jaringan ini diharapkan dapat menjangkau serta dapat memobilisasikan potensi masyarakat yang lain, termasuk dalam usaha, dalam rangka pembangunan serta kelangsungan kehidupan ekonomi di Indonesia, baik yang bersifat pendidikan formal maupun nonformal dalam suatu “cyber system”.


3. Perpustakaan Elektronik (e-library)

Perpustakaan yang biasanya arsip-arsip buku dengan di Bantu dengan teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya. Homepage dari The Library of Congress merupakan salah satu perpustakaan yang terbesar di dunia. Saat ini sebagian informasi yang ada di perpustakaan itu dapat di akses melalui internet.

4. Surat Elektronik (e-mail)

Dengan aplikasi sederhana seperti e-mail maka seorang dosen, pengelola, orang tua dan mahasiswa dapat dengan mudah berhubungan. Dalam kegiatan di luar kampus mahasiswa yang menghadapi kesulitan dapat bertanya lewat e-mail.

5. Ensiklopedia

Sebagian perusahan yang menjajakan ensiklopedia saat ini telah mulai bereksperimen menggunakan CD ROM untuk menampung ensiklopedia sehingga diharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar saja, tapi juga video, audio, tulisan dan gambar, dan bahkan gerakan. Dan data informasi yang terkandung dalam ensklopedia juga telah mulai tersedia di internet. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka data dan informasi yang terkandung dalam ensiklopedi elektronik dapat diperbaharui.

6. Sistem Distribusi Bahan Secara Elektronis ( digital )

Dengan adanya sistem ini maka keterlambatan serta kekurangan bahan belajar bagi warga belajar yang tinggal di daerah terpencil dapat teratasi. Bagi para guru SD yang mengikuti penyetaraan D2, sarana untuk mengakses program ini tdk menjadi masalah karena mereka dapat menggunakan fasilitas yang dimiliki kantor pos yang menyediakan jasa internet.

7. Dokumen Elektronik (e-document)

Ilmu pengetahuan tersimpan dalam berbagai bentuk dokumen yang sebagian besar tercetak dalam bentuk buku, makalah atau laporan informasi semacam ini kecuali sukar untuk diakses, juga memerlukan tempat penyimpanan yang luas. Beberapa informasi telah disimpan dalam mudah dikomunikasikan. Mirip halnya dengan perpustakaan elektronik, informasi ini sifatnya lebih dinamik (karena memuat hal-hal yang mutakhir) dapat dikelola dalam suatu sistem.


B. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TELEMATIKA


Kenuntungan Telematika antara lain :

  • Memudahkan kita dalam memperoleh data/informasi dimana saja, dan kapan saja sesuai kebutuhan
  • Meningkatkan kinerja pelaku usaha karena kemudahan pengaksesan informasi dan penyelenggaraan transaksi sehingga dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi
  • Mencerdaskan masyarakat karena masyarakat dapat dengan mudah menambah pengetahuan/informasi yang dimiliki
  • Memotong alur proses yang panjang dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah
  • Mempererat hubungan antar personal, antar wilayah dan antar Negara tanpa ada batasan ruang dan waktu;
  • Meningkatkan dan memacu roda perekonomian nasional

Kerugian dari Telematika:
  • Meningkatnya tingkat kejahatan menggunakan media internet seperti pencurian data kartu kredit dari nasabah suatu bank, sehingga si pelaku carding (carder) dapat menggunakan data tersebut untuk keuntungan pribadi.
  • Informasi dan data yang mudah diperoleh tidak hanya informasi yang bersifat positif tapi juga negative. Kurangnya keamanan pengaksesan informasi negative dapat meningkatkan kejahatan dalam masyarakat, seperti peredaran video porno di internet meningkatkan pemerkosaan dan pelecehan seksual.
  • Kurangnya privasi pengguna, karena kurangnya keamanan jaringan sehingga dapat dengan mudah disusupi oleh hacker/cracker ataupun virus.
  • Meningginya individualisme masyarakat, karena tidak ada batas ruang dan waktu menyelusur dunia maya sehingga terkadang menjadi lupa diri, dan tidak mengenal sekitar.
  • Media Komunikasi apa saja yang digunakan untuk Telematika      

Media Komunikasi yang digunakan untuk telematika antara lain:

-    Handphone

-    Internet

-    Video Conference

-    Radio

-    GPS

Sumber: http://lavians.blogspot.com/2012/11/peranan-telematika-dalam-bidang.html